Mahasiswa Teknik Manufaktur Memperoleh Juara 3 Pada Lomba Storytelling ESA’S FAIR 18th 2021

Dalam masa pandemi seperti ini, kegiatan-kegiatan yang bersifat offline harus dibatasi atau bahkan dihentikan. Walaupun begitu, hal itu tidak membatasi mahasiswa untuk tetap mengeksplor kemampuan diri dan mengasah skill berbahasa asing khususnya berbahasa Inggris. Seperti hal nya yang dilakukan oleh seorang mahasiswi S1-Teknik Manufaktur yaitu Khaerana Mutahara Kassyaf dari Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Perlombaan skala nasional yang diselenggarakan oleh English Student Association FKIP Universitas Sebelas Maret dengan nama ESA’S FAIR 18th 2021 ini mencakup 2 bidang lomba yaitu Essay Writing dan Storytelling. Dalam bidang Storytelling, Khaerana berhasil mendapatkan predikat juara III dari 48 peserta dan 29 perguruan tinggi di Indonesia. Perlombaan ini diselenggarakan dalam 2 batch atau gelombang. Gelombang pertama dilakukan pada tanggal 1 sampai 4 Mei 2021. Peserta akan membawa satu cerita baik itu cerita legenda dalam negeri maupun luar negeri, ataupun cerita keseharian peserta. Lalu peserta mengirimkan video performance kepada panitia yang nantinya akan diupload melalui channel youtube ESA FKIP UNS. Disini Khaerana membawakan cerita rakyat dari Korea Selatan yaitu “Princess Pyeonggang and Idiot Ondal”.

Menurut Khaerana, pemilihan cerita tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan, pertama cerita tersebut tidak dibawakan oleh peserta lain sehingga dapat menjadi nilai tambah tersendiri, kedua cerita tersebut memiliki alur cerita yang unik dan kompleks yang membuat Khaerana dapat mengeksplor cerita dan tiap karakter lebih dalam. Yang selanjutnya adalah cerita “Princess Pyeonggang and Idiot Ondal” ini memiliki pesan “jangan memandang rendah orang lain dan terus berusahalah untuk menjadi dirimu yang terbaik”. Pesan tersebut yang ingin Khaerana sampaikan kepada audiens, karena dinilai sangat sejalan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sekarang.

 

“Dalam membawakan cerita ini, saya memfokuskan kepada pronounciation dan akting saya. Jelas karena pronounciation menjadi salah satu aspek penting yang menilai seberapa baik kemampuan berbahasa Inggris saya . Yang kedua adalah akting saya dan penghayatan setiap karakter agar setiap emosi dalam cerita dapat tersampaikan dengan baik kepada para audiens.”

 

“Saya merasa karakter yang harus saya tonjolkan adalah Princess Pyeonggang karena dia adalah karakter utama dalam cerita ini. Karakter ini memiliki keinginan yang cukup rumit, yaitu ingin menikah dengan Ondal yang terkenal sebagai pengemis compang-camping padahal ia adalah seorang putri. Di satu sisi ternyata ia menikah tidak semata-mata hanya karena cinta, tetapi ingin membantu Ondal untuk terus belajar dan menjadi yang terbaik sehingga akhirnya Ondal bisa menjadi seorang jenderal terkenal dan dicintai oleh rakyat. Hal itu yang saya kagumi dalam cerita ini. Saya merasa hal inilah yang harus audiens petik dari cerita yang saya bawakan, karena saya sangat ingin membawakan cerita yang bermanfaat untuk audiens yang mendengarkan cerita saya” tutur Khaerana.

Harapannya dengan adanya prestasi ini, mahasiswa dapat terus bersemangat dalam berkarya dan mengasah kemampuan berbahasa Inggris dengan cara yang lebih menyenangkan, menyadari bahwa kemampuan berbahasa Inggris tidak hanya berpatok pada buku dan tulisan, serta terpacu untuk berkontribusi dalam perlombaan-perlombaan berbahasa Inggris walaupun dalam kondisi pandemi seperti saat ini.